A. Pengertian Kompetensi Manajerial
Kompetensi manajerial merupakan kemampuan individu dalam menampung pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan mengelola unit organisasi. Kompetensi manajerial harus didahulukan dibandingkan kompetensi yang lainnya, karena kompetensi manajerial ini sangat strategis, signifikan, dan krusial dalam pengelolaan sebuah lembaga.
Manajerial sendiri berasal dari kata manajer yang berarti pimpinan. Praktek manajerial adalah kegiatan yang di lakukan oleh manajer. Kemudian “Manajerial skill adalah keahlian menggerakan orang lain untuk bekerja dengan baik.” Kemampuan manajerial sangat berkaitan erat dengan manajemen kepemimpinan yang efektif, karena sebenarnya manajemen pada hakikatnya adalah masalah interaksi antara manusia baik secara vertikal maupun horizontal oleh karena itu kepemimpinan dapat dikatakan sebagai perilaku memotivasi orang lain untuk bekerja ke arah pencapaian tujuan tertentu. Kepemimpinan yang baik seharusnya dimiliki dan iterapkan oleh semua jenjang organisasi agar bawahannya dapat bekerja dengan baik dan memiliki semangat yang tinggi untuk kepentingan organisasi.
Dalam seleksi calon ASN standar kompetensi yang menjadi penilaian dalam menguji kompetensi manajerial ada 8 yaitu:
1. Integritas
2. Kerjasama
3. Komunikasi
4. Orientasi pada Hasil
5. Pelayanan Publik
6. Pengembangan Diri dan Orang Lain
7. Mengelola Perubahan
8. Pengambilan Keputusan
B. Penjelasan Standar Kompetensi Manajerial
1. Integritas
Integritas adalah bertindak secara konsisten antara apa yang dikatakan dengan tingkah lakunya sesuai nilai-nilai yang dianut (nilai-nilai dapat berasal dari nilai kode etik di tempat dia bekerja, nilai masyarakat atau nilai moral pribadi). Jadi, orang yang memiliki integritas adalah orang yang memiliki sifat konsisten dalam berperilaku, selaras dengan nilai (norma), jujur dalam hubungan manajemen, rekan kerja, bawahan langsung atau pemangku kepentingan, menciptakan budaya etika tinggi, bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambil.
Adapun indikator perilaku yang menjadi fokus penilaian beserta levelnya adalah sebagai berikut:
a. [Level 1]
Mampu bertindak sesuai nilai, norma, etika organisasi dalam kapasitas pribadi. Indikator dari perilaku ini adalah:
1) Berikah Bertingkah laku sesuai dengan perkataan; berkata sesuai dengan fakta.
2) Melaksanakan peraturan, kode etik organisasi dalam lingkungan kerja sehari - hari, pada tataran individu/pribadi.
3) Tidak menjanjikan/memberikan sesuatu yang bertentangan dengan aturan organisasi.
b. [Level 2]
Mampu mengingatkan, mengajak rekan kerja untuk bertindak sesuai nilai, norma, dan etika organisasi.
Indikator dari perilaku ini adalah:
1) Mengingatkan rekan kerja untuk bertindak sesuai dengan nilai, norma, dan etika organisasi dalam segala situasi dan kondisi.
2) Mengajak orang lain untuk bertindak sesuai etika dan kode etik.
3) Menerapkan norma-norma secara konsisten dalam setiap situasi, pada unit kerja terkecil/kelompok kerjanya. Memberikan informasi yang dapat dipercaya kebenarannya dengan cara yang pantas.
4) Memberikan informasi yang dapat dipercaya sesuai dengan etika organisasi
c. [Level 3]
Mampu memastikan, menanamkan keyakinan bersama agar anggota yang dipimpin bertindak sesuai nilai, norma, dan etika organisasi, dalam lingkup formal.
Indikator dari perilaku ini adalah:
1) Memastikan anggota yang dipimpin bertindak sesuai dengan nilai, norma, dan etika organisasi dalam segala situasi dan kondisi.
2) Mampu untuk memberi apresiasi dan teguran bagi anggota yang dipimpin agar bertindak selaras dengan nilai, norma, dan etika organisasi dalam segala situasi dan kondisi.
3) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan sikap integritas di dalam unit kerja yang dipimpin.
d. [Level 4]
Mampu menciptakan situasi kerja yang mendorong kepatuhan pada nilai, norma, dan etika organisasi.
Indikator dari perilaku ini adalah:
1) Menciptakan situasi kerja yang mendorong seluruh pemangku kepentingan mematuhi nilai, norma, dan etika organisasi dalam segala situasi dan kondisi.
2) Mendukung dan menerapkan prinsip moral dan standar etika yang tinggi, serta berani menanggung konsekuensinya.
3) Berani melakukan koreksi atau mengambil tindakan atas penyimpangan kode etik/nilai-nilai yang dilakukan oleh orang lain, pada tataran lingkup kerja setingkat instansi meskipun ada resiko.
e. [Level 5]
Mampu menjadi role model dalam penerapan standar keadilan dan etika di tingkat nasional
Indikator dari perilaku ini adalah:
1) Mempertahankan tingkat standar keadilan dan etika yang tinggi dalam perkataan dan tindakan sehari-hari yang dipatuhi oleh seluruh pemangku kepentingan pada lingkup instansi yang dipimpinnya.
2) Menjadi “rolemodel”/keteladanan dalam penerapan standar keadilan dan etika yang tinggi di tingkat nasional.
3) Membuat konsep kebijakan dan strategi penerapan sikap integritas dalam pelaksanaan tugas dan norma-norma yang sejalan dengan nilai strategis organisasi.
Contoh soal:
• Suatu hari atasan Anda harus meninggalkan kantor untuk beberapa hari karena ada urusan dinas mendadak. Sebagai pegawai yang dapat dipercaya, Anda diminta untuk mengawasi pegawai yang lain karena atasan Anda mendapat laporan bahwa beberapa pegawai sering terlambat dan pulang lebih awal. Saat atasan Anda masih pergi, Anda menemukan bahwa ada 2 pegawai yang terlambat dan 3 pegawai yang pulang lebih awal. Apa yang Anda lakukan untuk menghadapi pegawai yang tidak disiplin tersebut?
A. Menegur pegawai yang tidak disiplin sesuai kewenangan yang diberikan oleh atasan
B. Mencatat pegawai yang tidak disiplin untuk dilaporkan kepada atasan
C. Menegur dan mengatakan bahwa akan melaporkan kepada atasan
D. Diam saja karena sebagai sesama rekan kerja
E. Mengingatkan secara tidak formal kepada mereka
Jawaban : A
Soal diatas merupakan contoh penerapan integritas, dengan tingkat integritasnya yaitu Level 2 : Mampu engingatkan, mengajak rekan kerja untuk bertindak sesuai nilai, norma, dan etika organisasi.
Untuk Lebih Lengkapnya Bisa Download Ebook dibawah ini :
Post a Comment